Jumat, 03 Februari 2012

Tata Krama sewaktu Qodo Hajat (Adab Buang air besar atau buang air kecil)


و يجتنب استقبال القبلة و استدبارها في الصحراء و يجتنب البول و الغائط في الماء الراكد و تحت الشجرة و في الطريق والظل و الثقب و لا يتكلم علي البول و الغائظ و لا يستقبل الشمس و القمر و لا يستدبرهما ؛ التذهيب ص ١٨~٢٠

Dan (ketika sedang buang air, hendaknya) menghindari menghadap atau membelakangi kiblat (bila melakukannya di tempat terbuka 1). Dan hendaknya menjauhi kencing atau buang air besar pada air yang diam (tidak mengalir) 2), di bawah pohon yang berbuah, di jalanan, di tempat berteduh 3), atau di dalam lobang 4). ; Dan disaat sedang buang air besar atau kencing hendaknya jangan sambil bercakap-cakap 5), jangan menghadap matahari dan bulan, juga jangan membelakanginya 6).
Penjelasan :
1). Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Sohabat Ayyub Al-Anshory ra dari Nabi SAW, beliau bersabda :

ادا اتيتم الغائط فلا تستفبلوا القبلة و لا تستدبروها و لكن شرقوا او غربوا

“Bila kalian datang ke kamar kecil, maka jangan menghadap kiblat dan jangan pula membelakanginya. Akan tetapi menghadaplah ke timur atau barat”.
Larangan itu hanya berlaku bila
dilakukan di tempat-tempat terbuka yang tidak bersatir (bilik). Berdasar hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dan lain-lain, dari Ibnu Umar ra ia berkata : “Saya memanjat di atas rumah Hafsah untuk suatu keperluan. Dan dari sana aku melihat Rasululloh SAW sedang buang air dengan membelakangi kiblat dan menghadap syam (Syiria)”.
Dalil yang pertama dibelokkan untuk tempat-tempat tidak disediakan untuk buang air, atau tempat-tempat yang tidak bersatir (bertutup).
Sedang dalil ke dua, untuk tempat-tempat yang memang disediakan untuk buang air, dalam rangka mengkompromikan antara dalil-dalil tersebut. Dan pun demikian, makruh pula bila dilakukan di tempat yang tidak untuk buang air, walaupun terdapat satir.
2). Diriwayatkan oleh Muslim dan lain-lain dari Sohabat Jabir ra dari Nabi SAW bahwasanya beliau melarang kencing pada air yang diam (tidak mengalir).
Bila kencing saja dilarang, maka lebih-lebih buang air besar, tentu lebih dilarang. Larangan disini adalah hanya “Makruh”. Namun dari Imam Nawawi diriwayatkan, bahwa larangan itu adalah “Haram”. (Lihat Syarah Muslim III/187).
3). Muslim dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Huraeroh ra bahwa Nabi SAW bersabda :

اتقواللعاتين قالوا و ما اللعانان يا  رسولالله ؟ ؛ قال الذي يتخلي في طريق الناس و في ظلهم

“Takutlah kalian pada dua hal yang mendatangkan laknat”. Para sohabat bertanya ; “Apakah dua hal yang mendatangkan laknat tersebut wahai Rasululloh ?”. Sabda beliau : “Adalah orang yang berhajat (Buang air besar atau buang air kecil) di jalan yang dilalui orang, atau di tempat mereka berteduh”.
4). Abu Daud dan lain-lain meriwayatkan dari Abdulloh bin Sirjis ra ia berkata : “Rasululloh SAW melarang kencing di lobang”. Yakni liang yang biasa ada di tanah.
5). Muslim dan lain-lain meriwayatkan dari Ibnu Umar ra bahwasanya ada seorang lelaki lewat ketika Rasululloh SAW sedang buang air kecil. Lelaki itu mengucapkan salam kepada beliau, tapi beliau tidak menyahut salamnya.
Abu Daud dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Sa’id ra ia berkata, saya mendengar Rasululloh SAW bersabda :

لا يخرج الرجلان يضربان الغائط كاشفين عن عورتهما يحدثان فان الله عز و جل يمقت علي ذالك

“Janganlah dua orang keluar menuju kamar kecil dengan membuka auratnya serta bercakap-cakap. Sesungguhnya Alloh Azza wa Jalla murka terhadap hal yang demikian itu”.
6). Imam Nawawi dalam Al-Majmu (1/103) menuturkan, bahwa hadits yang menjadi dasar di sini adalah dhoif, bahkan bathil. Dan sesungguhnya menurut pendapat yang shahih dan masyhur adalah bahwasanya yang dimakruhkan adalah menghadapnya, bukan membelakanginya.
Al-Khatib dalam Al-Iqna (1/46) berkata : Inilah pendapat yang mu’tamad (bisa dipegang).
Faidah :
Bagi orang yang membuang hajat disunatkan membaca dzikir-dzikir dan doa-doa yang terdapat dari rasululloh SAW ; sebelum masuk kamar mandi, dan ketika keluar meninggalkan kamar mandi.
Sebelum masuk kamar mandi membaca :

بسم الله اللهم اني اعوذ بك من الحبث والخبائث

“Dengan nama Alloh , Ya Alloh, aku mohon perlindungan-Mu dari Syetan laki-laki dan syetan perempuan”.
Diambil dari riwayat Al-Bukhari, Muslim dan At-Turmudzi, dan ketika keluar membaca :

غفرانك الحمدلله الذي اذهب عني الاذي و عافاني الحمدلله الذي اذاقني لذته و ابقي في قوته و دفع عني اذاه

“Aku memohon ampunan-Mu (Ya Alloh), segala puji bagi Alloh yang telah menghilangkan kotoran dari tubuhku dan member kesejahteraan padaku. Segala puji bagi Alloh yang telah mengenyamkan rasa sedap, melestarikan kekuatan dalam tubuhku, dan menghilangkan kotoran dari padaku”.
Diambil dari riwayat-riwayat Abu Daud, At-Turmudzi, Ibnu Majah dan At-Thobroni. *** Wallohu a’lam (Iqbal1 ; Attadzhieb, shohifah 18~20)

0 komentar:

Posting Komentar

AL-QUR`AN